Jumat, 04 Desember 2009

Surat Pendek


Maaf aku baru bisa menulis surat ini sekarang.
Salah satu sahabatku baru saja kehilangan ayahnya dan karena beberapa hal, aku tidak sempat mengirimkan tulisan ini pada hari itu.
Ketika aku bertemu dengan dia di pemakaman, aku tidak berkata apa pun selain “it’s ok…” karena tidak ada kata lain yang bisa meredam pedihnya. Aku hanya bisa memeluk dirinya erat dan aku tahu, hanya itu yang dia butuhkan dari aku; bukan nasihat, bukan kalimat menghibur. Dia hanya butuh untuk tahu aku ada untuk dia pada saat itu.
Karena kepedihan itu hal yang sangat pribadi.
22 tahun yang lalu aku mengalami hal yang sama. Ingat kan ketika aku hanya bisa memeluk tanpa bisa berkata-kata sementara Mama menjeritkan nama Papa di samping tanah yang masih merah. Maafkan aku telah berbohong selama seminggu mengatakan dia ada di ruangan sebelah, tapi itu adalah hal yang terbaik karena Mama tidak akan bisa menerima kenyataan itu sementara kondisi fisik Mama masih lemah.
Sepuluh tahun kemudian hal yang sama terjadi lagi. Aku hanya bisa memandang Mama terbaring tenang. Walau aku merasa siap menerima kenyataan itu, aku tidak tahu aku akan merasa sakitnya lama kemudian. Bukan pada saat garis itu menjadi rata, bukan pada saat tanah menyelimuti Mama dan bukan saat aku terdiam di rumah beberapa malam setelahnya.
Kosong itu terasa ketika aku mendapat nilai yang bagus untuk lukisanku, ketika akhirnya aku memenangkan lomba komik, ketika aku menerima gaji pertamaku dan ketika aku ingin memperkenalkan pasanganku.
Sebuah kosong yang lebih pedih daripada kehilangan.
Aku tahu untuk sahabatku, ini adalah fase marah. Marah karena mungkin dia merasa belum melewatkan waktu sebanyak yang dia mau dengan ayahnya, marah karena dari begitu banyak orang, kenapa harus ayahnya yang pergi dan begitu banyak alasan lainnya.
Aku merasa beruntung karena Mama sudah mengajarkan aku bahwa hidup ada karena mati. Ketika akhirnya Mama beranjak menyusul Papa, aku hanya teringat dua minggu terakhir yang kita lewati bersama; perbincangan mengenai cinta, hidup, pekerjaan, rokok (hal terakhir yang Mama larang karena, “bikin mulut bau…”) dan terutama, hidup kita bersama. Aku masih sering tersenyum mengingat ketika aku datang menjenguk, aku menemukan gambar yang Mama iseng buat di buku sketsaku. Ah, bodohnya diriku tidak pernah menyimpan gambar itu kecuali di ingatanku.
Pedih itu menyerang ketika hidup terus berjalan, walau tanpa diri Mama. Aku merasa dikhianati, dibohongi dan ditinggalkan oleh yang di Atas. Jari telunjuk yang mengarah ke tanah telah tergantikan jari tengah yang pongah mengacung ke langit. Dan aku merasa sepi; tidak ada apa pun yang bisa membuatku tersenyum dengan tulus. Optimisme bermetamorfosa menjadi sinisme.
Kekosongan itu lah yang membuatku ingin melangkahkan kakiku ke sebuah ruang kosong di hadapanku, sekitar 30 meter di atas tanah beraspal. Namun di saat itulah aku sadar bukan itu yang kalian harapkan dari diriku. Kalian hanya ingin aku menikmati kehidupanku dengan caraku. Sakit itu memang seharusnya bukan penghambat, namun pemicu impianku.
Aku akhirnya terus berjalan, karena aku tahu kalian menginginkan aku untuk tetap memandang horison dengan kepala tegak; terus memilih jalan dengan segala konsekuensinya.
Dan itu yang aku lakukan sampai sekarang.
Pada tanggal 27 Desember ini, seperti biasa aku merencanakan hal-hal yang bisa kita lakukan bersama, hadiah apa yang bisa aku beri ke Mama.
Aku tahu hadiah apa yang Mama inginkan selalu sama; senyumku menyambut hidup yang terpampang luas di depanku.
Selamat ulang tahun, Mam…
-Ditto-
PS: Kalau kalian bertemu dengan Ismail Marahimin, aku dengar beliau sangat menikmati diskusi panjang ditemani secangkir kopi hitam.

-diambil dari blog seorang kawan.-

Sabtu, 07 November 2009

Perahu

Perahu kertas itu terdiam di tengah kolam, hampir tidak bergerak. Hanya kadang bergeser ke kanan, kadang ke kiri. Namun dia hanya bergeming terapung. Tanpa arah, tanpa tujuan.

Dia terlihat kusam, terdera cuaca yang tak kenal ampun. Tubuhnya sudah menguning, layarnya sudah berlubang. Dia bukan lagi sebuah perahu kertas yang bisa dengan bangga berlayar ke mana pun dia mau.

Sinar matahari terus menerpa perahu kertas itu. Terik. Panas. Kering.

Dia tetap terdiam.

Namun tiba-tiba dia bergerak kecil ke kanan. Pelan. Dan terus bergerak, seakan ada sebuah tangan yang mendorongnya.

Riak mulai terbentuk, bagai jejak kaki, dan kemudian hilang ditelan detik. Perahu kertas itu terlihat lebih ringan, gerakannya mulai luwes. Bergoyang kiri dan kanan, seperti menari.

Ah, angin lah yang membuatnya begitu. Berhembus pelan dan membawanya bergerak kesana kemari. Angin mengajak perahu kertas itu berdansa. Sebuah tarian tanpa musik, hanya nada bisu yang tercantum di balik setiap nafas sejuk sang angin.

Lihat, si perahu itu lincah berkeliaran. Angin semakin kencang bertiup. Tempo semakin cepat. Gerakan semakin liar.

Ini bukan lagi tarian. Ini adalah sebuah permainan cinta yang menggebu. Tiupan angin menjadi teriakan lirih yang menggema di lubuk hati siapapun yang mendengarnya.

Perahu itu terus berlari, meluncur kencang dengan air yang bercipratan, riak pun sudah menjadi ombak, kadang dia terlompat kecil seakan ingin terbawa setiap hembusan, dan semua…

Terdiam.

Tak bergerak.

Perahu kertas itu berputar di tempat, mencari kekasih barunya yang tiba-tiba menghilang.

Beberapa saat berlalu. Semua tetap diam. Hening.

Dia pun berhenti. Dan merebahkan dirinya.

Air perlahan merembes di sekujur tubuhnya yang terkoyak, mengisi setiap pori kertasnya.

Tetes demi tetes.

Sesaat lagi semuanya akan sirna ditelan dalamnya kolam itu.

Sebuah kisah cinta singkat yang indah.

Kamis, 27 Agustus 2009

honest questions

Do you know my story from the start?
And Do you know me like you've always told me?
Do you see the whispers in my heart against your kindness?
My eternal blindness?
Do you see?

For Tulus From Tania

Selasa, 28 Juli 2009

hooorrraay kini aku seorang bibi

Hello Baby Akbar,

Hope you like your new home.

Well it might not be as warm as your mommy belly

but i am sure there will be a lot of interesting things you can see

love,
bibi susye :))

Click to play this Smilebox greeting: Hello Baby :D
Create your own greeting - Powered by Smilebox
Make a Smilebox greeting

Senin, 27 Juli 2009

outer planet

ori berkata:
"...dear sis, it feels like we live in the different planet. i can't reach yours and you can't reach mine..."

tua dan tidak terlalu dekat. mungkin itu memang yang bisa digambarkan untuk bintang-bintang antara planet kita. akankah selalu begitu? tapi ori berharap mickey tidak begitu. kelak.

"...oh how come? yes, we live in a different world, but i always love you..."

Senin, 13 Juli 2009

you've got a friend

Sepertinya sudah menjadi kodrat perempuan untuk mempunyai teman sepermainan, yah walaupun tidak semua memillikinya. Kalau kata para kaum adam, anak perempuan itu suka nge-gang!!! atau istilah kerennya peergroup.

Sebagai seorang perempuan, sebenarnya aku tidak begitu suka dibilang nge-gang atau nge-peer. terkesan eksklusif saja. mungkin karena itu kita lebih suka dibilang teman sepermainan. Aku punya 4 orang teman sepermainan dan sakarang ingin memperkenalkan mereka.

yang pertama Barbara. Barbara adalah blasteran Amerika dan Padang. Golongan darahnya O dengan tinggi badan 162 cm. Wataknya keras dan ia adalah tipe orang yang senang mengatur, mungkin karena ia adalah anak tunggal. Orangnya pun cenderung invidualis. walaupun begitu, ia adalah seorang yang mandiri. ketika ia tidak suka akan sesuatu ia akan langsung mengatakannya. Barbara sendiri dibesarkan di keluarga sangat berkecukupan namun kurang kasih sayang walaupun ia anak tunggal, kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing hingga orang tuanya bercerai. Masa kecil hingga SMAnya dihabiskan di Amerika. ia baru pindah ke Indonesia ketika kuliah setelah orang tuanya bercerai. hal itulah yang menyebabkan dirinya mancari pelarian. dan pelariannya adalaha seks. sudah tidak terhitung berapa jumlah pria yang pernah berhubungan intim dengannya. mulai dari ekspatriat kaya hingga satpam penjanga ATM di kampusnya. Menurut Barbara seks itu menyenangkan. Secara tak tertulis, kami merasa bahwa Barbara adalah pemimpin kami.

lalu ada Desi. kami memanggilnya Nci. karena ia adalh gadis keturunan tiong hoa. walaupun begitu ia sangat membenci ras tersebut. Sedari kecil Nci tidak mengenal siapa orang tuanya. Ia dibesarkan oleh seorang pribumi yang telah dianggapnya sebagai ibunya sendiri. Nci juga membatasi diri pada laki-laki, katanya trauma karena ketika kecil ia selalu diteriaki oleh anak laki-laki dikampungnya sebagai "anak cina". Nci bergolongan darah sama denganku yaitu AB, dan bertinggi badan 162cm. Nci adalah seorang pekerja keras. Ibu pribuminya tidaklah berasal dari keluarga yang berkecukupan. Sejak kecil Nci bekerja membantu ibunya untuk berjualan sambil tetap bersekolah. di tahun kedua kuliah, ibunya meninggal dan mewariskan rumah sederahana untuknya. Beberapa orang merasa ia adalah seorang yang terlalu serius. Nci memang cenderung pendiam, tapi sejujurnya ia adalah figur yang sangat dewasa dan sering dijadikan tempat curhat oleh kami. aku sendiri menganggapnya sudah seperti kakak perempuanku.

Kemudian ada Martha. ia adalah bungsu dari dua bersaudara. martha dan kakak laki-lakinya memiliki perbedaan umur yang cukup jauh yaitu 7 tahun. Sejak kecil Martha dibesarkan di keluarga Jawa yang harmonis. ia yang terpendek, dan terkecil diantara kamis semua. Tingginya hanya 152 cm. Sikapnya manis dan santun. sejujurnya Martha adalah gadis polos yang menyenangkan terkadang kami dibuat tertawa oleh kepolosannya. Walaupun terkadang ia terlihat sangat manja. Hal yang bsia dimaklumi karena keluarganya yang sangat protektif kepadanya. Martha punya sebuah faktor X yang entah mengapa membuat semua orang sayang kepadanya. Belum pernah sekalipun aku melihat Martha berantem atau dimarahi oleh orang lain. Ia pun selalu patuh dan perhatian terutama pada pacarnya.

Yang terakhir adalah Tiar. ia adalah gadis batak asli. kalau kata orang-orang BTL alias Batak Tembak Langsung. Tiar baru menginjakan kakinya di ibukota ini ketika ia kuliah. seluruh keluarganya ada di Medan. Tiar adalah gadis petualang dan senag mencoba hal baru. Walaupun baru 3 tahun berada disini, ia sudah hafal seluruh Jakarta lengkap dengan rute-rute angkutannya, jauh melebihi kami. Tiar tidak terlalu sering berkumpul dengan kami, karena ia selalu sibuk dengan segala kegiatannya. Mulai dari Mapala hingga perkumpulan teaternya. karena merupakan seorang yang aktif, tiar memiliki banyak sekali teman, baik itu di lingkungan kampus, ataupun luar. Mungkin karena al ini juga disebabkan karena Tiar adalah sosok yang mudah bergaul dan selalu berpikiran positif.

mereka adalah teman-teman terdekatku di dunia kuliah ini. Tidak terasa sebentar lagi kami akan lulus. sedihnya. hehehe kupikir ini kata penutup yang buruk untuk tulisanku kali ini.

Kamis, 09 Juli 2009

kekalutan yang menjalar

Si ori ekstra kalut hari ini
Tiba-tiba ori kehilangan pegangan
Tapi tetap tak butuh pegagan
Seketika harinya berubah hancur
Hanya karena juni
Juni yang masih menghantui juli
Juni yang masih mengabdikan dirinya pada juli
Tidak baik sama sekali
Itu membuat ori hancur
Kepanikannya muncul mengganggu harinya
Ori tidak bisa tenang hingga saat dia-yang-berkuasa berbicara
Ori bersyukur jika dia tidak berbicara
Berarti dia khilaf
Sama dengan ori yang khilaf
Berarti dia manusia
Sama seperti ori yang manusia
Karena selama ini ori pikir dia iblis
Ori masih menunggu menghitung mundur waktu
Hingga waktu penjemputan menjemput
Maka ori akan tenang
Yaaa setidaknya untuk sementara ori tidak usah memikirkan neraka
Bagaimana esok lusa, biarkan ori ori esok lusa yang menjalani
Ori hari ini tidak usah menghadapi
Aahhh pergi kau iblisss, pergiiii......

Sabtu, 27 Juni 2009

Terapi Kata

Ada banyak cara untuk terapi. Anda berhak untuk memilih cara mana yang paling tepat. Bagi sebagian orang, mengobrol dapat menjadi satu cara yang tepat. Mengobrol tanpa arah pasti, hanya mengikuti kemana otak menggapai kata, dan kata satu menyambut kata lain, dan dibalas oleh kata oleh si lawan bicara, menunggu balas, dan begitu terus-menerus. Tak ada topik pasti yang ditentukan di sini, tak ada panduan bicara, apalagi mana yang pantas dan tidak. Hanya bicara, menanggapi, mendengar, dan begitu seterusnya.

Hal ini terjadi juga dalam sebuah percakapan digital. Seperti sebuah obrolan digital tanpa arah di bawah ini. Antara si rata dan si labirin.

si labirin: i wished that i am a robot with one metal heart
si rata: sumtimes i am. it's just so flat. flat as a fart with no smell or even sound.
si labirin: flat as the most silence fart
si rata: flat more than a flat plate in my kitchen
si labirin: flat as flat as my stomach without any fat

Lalu kami pun hanya tertawa dungu dan melanjutkan obrolan tanpa sadar bahwa kami telah terterapi oleh kata yang tergapai otak, oleh kata yang terbalas lawan, oleh kata-kata yang terus-terus-dan-terus.

Saya menamainya: TERAPI KATA

Terapi Kata

Ada banyak cara untuk terapi. Anda berhak untuk memilih cara mana yang paling tepat. Bagi sebagian orang, mengobrol dapat menjadi satu cara yang tepat. Mengobrol tanpa arah pasti, hanya mengikuti kemana otak menggapai kata, dan kata satu menyambut kata lain, dan dibalas oleh kata oleh si lawan bicara, menunggu balas, dan begitu terus-menerus. Tak ada topik pasti yang ditentukan di sini, tak ada panduan bicara, apalagi mana yang pantas dan tidak. Hanya bicara, menanggapi, mendengar, dan begitu seterusnya.

Hal ini terjadi juga dalam sebuah percakapan digital. Seperti sebuah obrolan digital tanpa arah di bawah ini. Antara si rata dan si labirin.

si labirin: i wished that i am a robot with one metal heart
si rata: sumtimes i am. it's just so flat. flat as a fart with no smell or even sound.
si labirin: flat as the most silence fart
si rata: flat more than a flat plate in my kitchen
si labirin: flat as flat my stomach without any fat

Lalu kami pun hanya tertawa dungu dan melanjutkan obrolan tanpa sadar bahwa kami telah terterapi oleh kata yang tergapai otak, oleh kata yang terbalas lawan, oleh kata-kata yang terus-terus-dan-terus.

Saya menamainya: TERAPI KATA

and now i truly beleive that the phrase "Becareful with what you pray for" is true

well,
this is
what i am
praying
for

your happiness, i might say
my misery, for that i'm sure

and now you leave me here
all alone
feeling miserable
while you are gone
with your bundle of joy

Rabu, 10 Juni 2009

it is like i'm plunging off to a bottemlss cliff without a place to cling

my heart now: as dark as the depth of the deepest ocean

what a disappointing
achivement

that drag me
to
a never ending sadness
and a regret that will linger forever

tertahan

aku tertahan kemarin tak bisa keluar
karena dia yang tidak mau
daripada daripada mendingan mendingan
begitu dia pikir
jadi yasudah
tapi aku senang bisa berbagi kehadiran
meski hanya raut sedikit saja
hahhahaahaha
dia pikir aku diam
dia pikir aku tidur
padahal aku terus ada mencari kesempatan di tengah kesempitan
sampai jumpa di menit-menit lainnya

Kamis, 04 Juni 2009

Tiga Teropong Bagi Fale

Selamat malam, pagi, siang, dan sore!

Rasanya saya belum pernah memperkenalkan diri di sini. Tulisan pertama pun hanya berisi potongan lagu favorit yang tepat dengan suasana hati saat itu.

Fale si penggila keheningan
Tidak seperti si nyata yang sangat bawel dan berisik, saya lebih nyaman berada dalam keheningan. Saya jarang bicara. Menurut saya, bicara itu lemah! Berbicara sama dengan menutupi kelemahan diri. Saya merasa kuat dalam diam. Tentu saja saya tidak bisu. Terkadang saya pun bicara, misalnya saja ketika harus bilang tujuan ke supir taksi atau bilang stop ke supir bus atau angkot.

Fale si pembuat onar - Joker adalah panutannya
Sekali lagi, diam tidak berarti lemah. Fale cinta onar. Onar yang sebenar-benarnya. Keonaran yang mengakar. Saya benci struktur, sistem, dan segala bentuk kepemimpinan serta keteraturan.



Fale si pecinta kata
Mungkin ini satu-satunya karakternya yang mirip si nyata. Ya, Fale mencintai kata dan sangat suka meramunya. Namun bedanya, saya tidak melempar kata lewat suara. Saya lebih sering menyajikan ramuan kata-kata melalui tulisan.

Mungkin cukup sampai disini dulu deskripsi tentang diri saya. Semoga tulisan-tulisan selanjutnya dapat menceritakan lebih akurat mengenai diri saya dibanding yang satu ini. Saya akan menggulung dulu dalam keheningan dan berdoa saja semoga keheningan tidak memberi saya inspirasi untuk membuat onar.

Senin, 01 Juni 2009

I will creep into your thoughts every single night, so it is better for you to beware

"the more you ignore me, the closer i get"

-morrisey-


*oh i love this song badly

Selasa, 26 Mei 2009

Andhira datang

setelah cukup lama hilang..kali ini gw mau dateng akh ke rumahnya si dika...
kynya tuh orang udh mulai kesel deh ama kegiatannya..

kynya gw akan menggantikan si dika beberapa jam ini,,atau mungkin beberapa hari ini....

Senin, 25 Mei 2009

Kehidupan Kedua


Video diatas adalah iklan dari Playstation, berjudul "Double Life". Ide dasar dari iklan ini adalah bahwa permainan video games Playstation membawa kita kepada "kehidupan kedua" selain dari realita yang kita jalani sehari-hari.

Saya langsung ingat ini saat saya ingin menulis tentang alter ego saya. Hampir semua kesenangan yang digambarkan dalam iklan ini, dipenuhi oleh alter ego kita.





"...missed heartbeat and adrenaline..."











"...and conquered worlds..."







Alter ego, bagi saya, sama seperti Playstation. Itu adalah dunia dimana kita menjadi liar, menuruti kata hati kita sendiri. Dimana keterbatasan-keterbatasan yang dibuat orang lain menjadi hilang. Dimana status quo hanya dipagari oleh keinginan kita, dan batasan kita adalah titik terjauh dari imajinasi kita.

...
Perkenalkan, saya Andi. Sayalah yang paling brengsek dari semua alter ego disini. Saya yang paling manipulatif, dan mampu memainkan wanita semau saya. Di dunia nyata, saya melawan dominasi gender maskulin terhadap feminim. Oh tapi tentu saja tidak di dunia ini; dunia dimana alter ego sayalah yang berkuasa. Saya memainkan wanita, karena wanita adalah subordinat dari laki-laki. Komoditas, lebih tepatnya.
...

Mari, bergabunglah dalam dunia khayal ini. Dunia dimana kesenangan menjadi maksimum karena kerahasiaannya. Dunia dimana kita dapat menghidupi sisi terburuk kita, tanpa sedikitpun merasa bersalah, apalagi merugikan orang lain. Dunia yang melompati garis batas "hukum" dan "etika" seenaknya, tetapi membebaskan "imajinasi" sebebas-bebasnya, sampai ia kelelahan sendiri.

Tidak semua orang tahu dunia rahasia ini. Tidak semua kenal dengan Andi, Tania, Susye, Andhira, Fale, Inalisme, Jarwo, Maduma, dan Ori. Tapi kami tahu. Dan kami menikmatinya, tanpa menggangu siapapun. Dan itulah yang penting. Setidaknya kami bisa berkata:

...kami hidup.

Benar-benar hidup.




"...at least i can say, i've lived..."

Minggu, 24 Mei 2009

Inside the role model

Tania pada awalnya merasa senang sekali pagi ini. Tertidur, bermimpi dan terbangun dengan menjadi dirinya. Akhir-akhir ini sudah jarang ia merasa seperti itu. Tania pun beranjak dari tempat tidurnya, merapikannya kemudian menuang segelas air putih lalu meminumnya. Semua terasa begitu normal.

Sambil meneguk minumanya di pagi yang cukup hangat itu, Tania menatap bayangan cermin di depannya, lalu kemudian tertegun. Saat itu semua terasa tidak normal, sangat tidak normal. Tania lalu menyalakan laptopnya dan mencoba menuliskan sesuatu yang sudah lama sekali ingin ia tulis.

Butuh waktu sepuluh menit baginya untuk menuliskan kata pertama yang kemudian berlanjut pada kata-kata berikutnya. Sebuah hal yang cukup berat untuk dituliskan dan tentu saja untuk diakui oleh Tania. Bahwa dia, dirinya, Tania, sebanrnya tidaklah benar-benar nyata. Dia hanyalah orang lain bentukan induk semangnya, dia hanyalah sebuah kerpibadian yang menumpang tinggal dalam diri seseorang. Iya, dia hanyalah alter ego.

Kadang kala Tania merasa sagat tidak beruntung. Ia adalah seorang alterego perempuan dalam diri laki-laki. Sang induk semangnya sebenarny adalah orang yang baik, namun kadangkala Tania merasa induk semangnya itu sangat membenci dirinya, seperti tidak ingin Tania berada di dalam dirinya. Sebuah hal yang sebenarnya bisa dimaklumi Tania.

Manjadi seorang alter ego dalam diri seseorang yang berbeda gender bukanlah sebuah simbiosis yang saling menguntungkan pikir Tania. Ia dengan sadar dapat memahami itu. Sang induk semang merasa terganggu dengan jiwa keperempuanan Tania, yang kadang-kadang membuat sang induk semang terpuruk dalam titik terendah dalam hal kepercayaan diri.

Tania juga merasakan sakit yang tidak jauh berbeda. Bagaimana menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang ia inginkan dan tentu saja tidak mendekati seseorang laki-laki yang disukainya. Sudah berkali-kali Tania menangisi hal tersebut, sudah berkali-kali pula ia bertarung dengan sang induk semang untuk dapat memegang kendali, namun sudah berkali-kali pulalah ia kalah dan merasa menyesal. Namun ia tetap sadar bahwa karena ia hanyalah seorang alter ego, ia tidak punya hak apa-apa

Matahari mulai muncul dan mulai bersinar. Sebentar lagi sang induk semang yang akan memegang kendali. Namun tania masih akan terus berharap, berharap untuk mendapatkan yang terbaik bagi semua pihak. Tania pun menutup laptopnya, lalu perlahan-lahan menghilang.

Rabu, 20 Mei 2009

Susye in Real Life

saya merasa
saya lebih nyata
dari pada saya yang
nyata-nyata ada di dunia nyata

dan jika dunia ini
benar panggung sandiwara
saya hanya bisa bertanya-tanya
harus sampai kapan bermain peran
jadi si nyata, biar dapat diterima di dunia nyata

"Stay in Bed, World!"

fale

on the early of the day.

life feels so slow on the time like this.

And if I had one wish fulfilled tonight
I'd ask for the sun to never rise
If God lent his voice to me to speak
I'd say "Go to bed, world"
...If God passed a mic to me to speak
I'd say "Stay in bed, world,Sleep in peace"
(03.45:No Sleep - The Cardigans)

emosi

jarwo

its 12:02 AM,
have u ever really hate someone?

geee, i have...and happened just now
she's the last thing you want to see
and i feel not good,
God, why you created her?
hate is simple word but means a LOT
and i have thoght that she was born to be HATED

kalau emosi uda bicara, logika tertutup sudah
and sometimes we just need that
shoo logics and bring back my anger

i need alcohol, urgent
mau join?

Senin, 18 Mei 2009

So, Why Alter Egos?

An alter ego (Latin, "the other I") is a second self, a second personality or persona within a person. It was coined in the early nineteenth century when schizophrenia was first described by early psychologists.[1] A person with an alter ego is said to lead a double life.
The term alter ego is commonly used in literature analysis and comparison to describe characters who are psychologically identical, or sometimes to describe a character as an alter ego of the author, a fictional character whose behavior, speech or thoughts intentionally represent those of the author. (http://en.wikipedia.org/wiki/Alter_ego)

Memang definisi di atas tidak sepenuhnya sesuai dengan 'alter ego' yang kami maksud.

Lalu, kenapa "Alter Ego"?
...dan kenapa the dark sides?

1. Karena kami percaya setiap orang punya sisi lain dalam dirinya
2. Karena kami hanyalah sisi-sisi lain yang butuh diteriakan
3. Karena dunia ini panggung sandiwara dan kami lelah bersembunyi pada peran-peran protagonis
4. Karena kami hanya ingin ada tanpa mengada-ada
5. Karena kami percaya 'dark' tidak selalu berarti gulita dan membutakan, karena terkadang di dalam gelap kita dapat berpikir lebih jernih dan menemukan sesuatu yang tidak dapat kita temukan dalam terang

let's enjoy our dark sides!