Tania pada awalnya merasa senang sekali pagi ini. Tertidur, bermimpi dan terbangun dengan menjadi dirinya. Akhir-akhir ini sudah jarang ia merasa seperti itu. Tania pun beranjak dari tempat tidurnya, merapikannya kemudian menuang segelas air putih lalu meminumnya. Semua terasa begitu normal.
Sambil meneguk minumanya di pagi yang cukup hangat itu, Tania menatap bayangan cermin di depannya, lalu kemudian tertegun. Saat itu semua terasa tidak normal, sangat tidak normal. Tania lalu menyalakan laptopnya dan mencoba menuliskan sesuatu yang sudah lama sekali ingin ia tulis.
Butuh waktu sepuluh menit baginya untuk menuliskan kata pertama yang kemudian berlanjut pada kata-kata berikutnya. Sebuah hal yang cukup berat untuk dituliskan dan tentu saja untuk diakui oleh Tania. Bahwa dia, dirinya, Tania, sebanrnya tidaklah benar-benar nyata. Dia hanyalah orang lain bentukan induk semangnya, dia hanyalah sebuah kerpibadian yang menumpang tinggal dalam diri seseorang. Iya, dia hanyalah alter ego.
Kadang kala Tania merasa sagat tidak beruntung. Ia adalah seorang alterego perempuan dalam diri laki-laki. Sang induk semangnya sebenarny adalah orang yang baik, namun kadangkala Tania merasa induk semangnya itu sangat membenci dirinya, seperti tidak ingin Tania berada di dalam dirinya. Sebuah hal yang sebenarnya bisa dimaklumi Tania.
Manjadi seorang alter ego dalam diri seseorang yang berbeda gender bukanlah sebuah simbiosis yang saling menguntungkan pikir Tania. Ia dengan sadar dapat memahami itu. Sang induk semang merasa terganggu dengan jiwa keperempuanan Tania, yang kadang-kadang membuat sang induk semang terpuruk dalam titik terendah dalam hal kepercayaan diri.
Tania juga merasakan sakit yang tidak jauh berbeda. Bagaimana menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang ia inginkan dan tentu saja tidak mendekati seseorang laki-laki yang disukainya. Sudah berkali-kali Tania menangisi hal tersebut, sudah berkali-kali pula ia bertarung dengan sang induk semang untuk dapat memegang kendali, namun sudah berkali-kali pulalah ia kalah dan merasa menyesal. Namun ia tetap sadar bahwa karena ia hanyalah seorang alter ego, ia tidak punya hak apa-apa
Matahari mulai muncul dan mulai bersinar. Sebentar lagi sang induk semang yang akan memegang kendali. Namun tania masih akan terus berharap, berharap untuk mendapatkan yang terbaik bagi semua pihak. Tania pun menutup laptopnya, lalu perlahan-lahan menghilang.
Minggu, 24 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar